Memahami Kebutuhan Anak:
Oleh: Wong Edan Bagu.
(PRTP)
Jakarta Senin tgl 01-09-2014
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bahwa anak
dan remaja lebih dikendalikan oleh emosi-emosi mereka daripada pemikiran
rasional dan logis. Emosi ini menjelaskan mengapa anak dan remaja berperilaku
demikian, termasuk perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi jika kita ingin
memotivasi mereka, sebaiknya kita pahami lebih dulu emosi yang mengendalikan
mereka dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih
memperdayakan.
Berikut adalah ketiga kebutuhan emosional anak:
1. Kebutuhan untuk merasa AMAN
Salah satu kebutuhan terkuat yang dibutuhkan soerang anak
adalah perasaan aman. Aman didalam diri dan lingkungannya. Remaja mencari rasa
aman dengan bergabung dengan sekelompok “geng” atau sekumpulan teman sebaya
mereka, terlibat aturan sosial diantara mereka, serta meniru perilaku temannya.
Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima
bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus
diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak
yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan
merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki
“inner” motivasi.
Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta?
Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para guru dan orangtua untuk
mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya.
Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).
Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya seorang
ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen computer dan
belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin “Hmpf… Ibu tidak
sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku” Nah, anak
menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa cinta
ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta guru.
“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”
Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa aman tidak
terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga
kebersihan kamar seperti kakakmu”, “kenapa kamu tidak bisa menulis serapi
Rudi”. Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir
“papa/mama lebih suka dengan…” hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan
dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi
orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.
• Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang salah
denganmu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak
ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).
• Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah
banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau
akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman
dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa
aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk
mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.
2. Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima
atau dicintai
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa
penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka
merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman: “lebih baik kerjakan PR-mu
sekarang, atau…”
Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan seperti
itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita perintah,
tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan apa
yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak yang
menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan
ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan.
Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak
merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk
mencarinya disemua tempat yang salah.
Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai
begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika
mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan
dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong
beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tato, mengganggu anak lain,
bergabung dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok,
bertingkah laku seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka
sendiri, tetapi demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan
perhatian).
Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US
Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang
mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa
gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu
besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan
menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa
orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati
bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.
3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau
keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas diri
dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua. Proses ini menciptakan
kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.
Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang
harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul”mendengarkan orangtua. Dengan
mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil.
Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om atau tante
(paman atau bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.
Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi hal
ini. Bagaimana caranya memberikan arahan dan agar anak mau mendengar orangtua?
Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat kita.
Buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka sendiri
bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan cara
seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita setiap
hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan menjelang
tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang, serta
kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk mendengar,
yaitu kita orangtuanya.
Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan
emosi anak kita. Pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan
untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan
emosi dasar seorang anak:
1. Rasa aman:
• Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani
kamu, hey… papa disini bakal jaga kamu sayang
2. Rasa penerimaan atau dicintai:
• Biasakan menatap mata saat berbicara pada anak,
usahakan tatapan mata adalah datar atau “mata sayang”
• Sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun
asal sopan, untuk menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
• Usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak atau
berlutut)
• Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang
sama kamu, kamu tetap jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling
cantik
3. Kebutuhan untuk mengontrol:
• Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu
untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah
• Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya
sendiri dan akan sangat bermanfaat dimasa dewasa
• Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin
memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan
tanpa bantuan (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan
orangtua)
• Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan
kontrol dan mengawasinya dengan kasih sayang, misal: anak umur 2-3 tahun minta
makan sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dan lain-lain.
Muga Bermanfa’at.
Salam Rahayu kanti Teguh Selamat Berkah Selalu
Ttd:
Wong Edan Bagu
Putera Rama Tanah Pasundan
http://putraramasejati.wordpress.com
http://wongedanbagu.blogspot.com